Kamis, 24 Februari 2011

HPDKI Kec.Sukamantri Adakan Kontes Seni Ketangkasan Domba Adu Tingkat Jawa Barat


Ciamis, LINTAS PENA

Dalam rangka mengembangkan usaha ternak domba jenis unggul di Priangan sekaligus ajang ‘silaturahmi’ berkumpulnya para peternak dan pemilik serta penggemar, juga turut melestarikan kesenian khas rakyat Jawa Barat, maka para peternak domba yang tergabung dalam wadah Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Kec.Sukamantri menggelar acara “Kontes Seni Ketangkasan Domba Adu” tingkat Jawa Barat pada hari Minggu kemarin.

Ketua HPDKI Kec.Sukamantri Agus Partiwa ST menjelaskan, bahwa peserta “kontes” seni ketangkasan domba adu yang berlangsung di Lapangan Tower tersebut diikuti oleh sekitar 200 ekor domba jenis unggul yang berasal dari Garut, Tasikmalaya, Banjar, Ciamis, Kuningan, Bandung, Sumedang dan daerah lainnya.

“Ada kebanggaan tersendiri bagi saya, karena Kontes Seni Ketangkasan Domba Adu yang digelar untuk ketiga kalinya ini, ternyata pesertanya cukup banyak.”tutur Agus Partiwa ST, yang juga Ketua Kelompok Tani Karya Mukti 3 Desa Sukamantri kepada LINTAS PENA. kemarin

Agus menambahkan, bahwa seni ketangkasan domba merupakan salah satu kegemaran tersendiri yang disenangi serta ternak domba di Priangan dapat dikategorikan sebagai hewan kesayangan serta hewan kebanggaan, khususnya domba garut yang selama ini trade merk. “Kini domba jenis unggul bukan hanya asal Garut saja, karena domba dari daerah lain di Priangan jauh lebih unggul. Para peternak sudah pandai memelihara domba jenis unggul secara khusus. Artinya, dengan perlakuan dalam pemeliharaannya secara khusus terutama dalam membentuk tanduk agar memiliki temperamen yang indah dan kelihatan gagah,”tuturnya.

Dengan demikian, seni ketangkasan domba merupakan ajang kontes dalam memilih bibit sebagai raja dan ratu bibit ternak domba, karena setiap event pertandingan ternak domba yang bagus sangat mendapat sorotan setiap peternak dan penggemar, dengan sendirinya bahwa ternak tersebut memiliki harga yang sangat tinggi.

Dengan digelarnya Kontes Seni Ketangkasan Domba Adu tingkat Jawa Barat tersebut, Agus berharap agar mendapat perhatian dari Pemkab Ciamis, karena HPDKI Kec.Sukamantri dan para peternak ingin memiliki pasar domba, arena kontes dan kawasan pengembangan domba dalam satu lokasi di Lapangan Tower Desa Sukamantri. (REDI MULYADI)***

Desa Sukamantri Akan Kembangkan Kawasan Ternak Domba


Ciamis, LINTAS PENA

Bila melihat potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) di bidang peternakan, maka tidaklah berlebihan bila Desa Sukamantri di Kec.Sukamantri Kab.Ciamis ini akan berusaha untuk mengembangkan kawasan ternak, terutama jenis domba garut (plus domba lokal unggul) dan kambing.

“Karena itu, kami berharap kepada Pemkab Ciamis agar dapat mewujudkan keinginan para peternak dan masyarakat di desa kami yakni ingin memiliki Pasar Ternak Domba, arena kontes dan kawasan pengembangan ternak (pembibitan, penggemukan, pemeliharaan) dalam satu lokasi,”ungkap Ir.Uteng Kuswanda, Kepala Desa Sukamantri disela-sela menyaksikan acara “Kontes Seni Ketangkasan Domba Adu” tingkat Jawa Barat di Lapangan Tower pada hari Minggu kemarin.

Ir.Uteng Kuswanda menjelaskan, bahwa sumber daya alam yang dimiliki Desa Sukamantri ini antara lain; ketinggian daerah 800 dpl sangat cocok untuk beternak domba, kemudian memiliki kawasan ‘pangangonan’ rumput seluas 10 hektar di Cimuncang, juga lahan pertanian terpadu (hortikultura, tanaman pangan dan ternak) cukup luas yang digarap oleh anggota Kelompok Tani Karya Mukti 3 Desa Sukamantri.

“Sedangkan SDM-nya, yakni para peternak yang umumnya anggota kelompok tani sudah terbiasa beternak domba dan memiliki keahlian memelihara ternak domba cukup memadai,”ungkap Kepala Desa Sukamantri yang sarjana peternakan ini.

Uteng Kuswanda mengatakan alasan akan mengembangan kawasan ternak domba di Desa Sukamantri, karena sebagai salah satu komoditas unggulan di bidang peternakan, domba dan kambing memiliki prospek untuk terus dikembangkan. Hal itu sejalan dengan kebutuhan masyarakat pada ternak jenis ini. Berbagai upaya pun dilakukan oleh para peternak untuk meningkatkan daya saing mereka.

“Dalam rangka mendorong untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, juga memandang domba dan kambing mampu menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan.”paparnya.(REDI MULYADI)***

Musrenbang Kec. Sukamantri di Lokasi Agrowisata Werkit Desa Cibeureum



Ciamis, LINTAS PENA

Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat Kec. Sukamantri Kab. Ciamis untuk perencanaan tahun 2011 memang berbeda. Karena diselenggarakan di tempat terbuka, tepatnya di kawasan “agrowisata” Areal Pertanian Werkit Desa Cibeureum, sehingga menyatu dengan suasana alam yang indah. Pada Musrenbang kali ini dihadiri Kepala Bappeda Ciamis Ir. Tiwa Sukrianto, MS yang membacakan kata sambutan Bupati H. Engkon Komara dan anggota DPRD Ciamis Ohan Hidayat

Sekmat Sukamantri Suherman S. Sos selaku panitia Musrenbang menjelaskan, bahwa peserta Musrenbang tingkat Kec. Sukamantri diikuti unsur Muspika, Kepala BP3K Model Sukamantri Itang, S. PKP, Kepala UPTD/UPTB, kepala desa beserta Kasi Pembangunan Pesa, Ketua BPD dan Ketua LPM, Tim Penggerak PKK kecamatan dan desa, organisasi/tokoh masyarakat serta perangkat kecamatan.

“Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya Musrenbang Tingkat Kecamatan tahun 2011 ini, antara lain untuk membahas dan menyepakati hasil Musrenbang dari tingkat desa yang akan menjadi prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Kec. Sukamantri tahun anggaran 2012. Selain itu, untuk membahasa dan menetapkan prioritas kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembanngunan di tingkat desa tahun anggaran sebelumnya, serta melakukan klasifikasi atas pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daeraj (SKPD),” papar Suherman, S. Sos.

Dalam amanat tertulisnya Bupati Ciamis H. Engkon Komara yang dibacakan oleh Kepala Bappeda Ciamis Ir. Tiwa Sukrianto, MS mengatakan, bahwa seiring dengan UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, serta Perda Pemprov Jawa Barat No. 6 tahun 2009 tentang sistem perencanaan pembangunan daerah, maka Musrenbang rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) di tingkat kecamatan merupakan salah satu tahapan yang harus ditempuh dalam proses penyusunan RKPD kabupaten.

“Musrenbang RKPD kabupaten di tingkat kecamatan yang diselenggarakan sekarang ini merupakan proses untuk menyusun RKPD Kab. Ciamis tahun 2012 mendatang,” jelasnya.

Bupati H. Engkon Komara menjelaskan, bahwa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan yang berkualitas, dalam arti rencana pembangunan yang lebih banyak mengakomodasi kebutuhan masyarakat di setiap wilayah secara adil dan merata dapat dilaksanakan secara rasional, dan efektif dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada, maka mekanisme Musrenbang RKPD kabupaten khususnya di tingkat kecamatan mengalami penyempurnaan.

Kepala Bappeda Ciamis Ir. Tiwa Sukrianto, MS menegaskan, bahwa rancangan awal RKPD Kab.Ciamis tahun 2012 yang telah disiapkan oleh Bappeda sengaja disusun lebih awal dan disampaikan kepada camat, serta dipaparkan pada forum Musrenbang RKPD kabupaten di tingkat kecamatan. “Hal ini mengandung maksud agar rancangan awal RKPD ini dapat dikaji, dianalisis dan dikoreksi yang dikaitkan dengan kepentingan wilayah kecamatan yang bersangkutan yang telah dirangkum dalam rencana wilayah pembangunan kecamatan, dimana bahan bakunya berasal dari Musrenbang di tingkat desa dan instansi lain di tingkat kecamatan. Dengan demikian camat lebih dapat memaduserasikan antara kepentingan daerah (kabupaten)dan kepentingan kewilayahan (kecamatan)” jelasnya.

Sementara itu, Camat Sukamantri Drs. H. Adang Darajat, MM mengungkapkan, bahwa Kecamatan Sukamantri memiliki dua core bussines yaitu agrobisnis dan agrowisata. “Dengan adanya Musrenbang ini, maka diharapkan kegiatan pembangunan di wilayah Kec.Sukamantri yang menunjang agrobisnis dan agrowisata dapat terlaksana, sehingga visi “Kecamatan Sukamantri sebagai kawasan agropolitan termaju 2020” akan tercapai, sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama para petani.” ungkapnya. (REDI MULYADI/NUR KAMILLAH)***

Kamis, 03 Februari 2011

Budidaya Kencur Secara Intensif


Oleh: Itang S.PKP

KENCUR (Kaempferia galangal L.) selama ini banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu),fitofarmaka,industri kosmetika,penyedap makanan dan minuman,rempah,bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek, dan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida un-tuk membasmi hama penyakit tanaman.

Secara empirik,kencur digunakan sebagai penambah selera makan,ekspektoran,obat batuk,disentri,tonikum,sakit perut,masuk angin,infeksi bakteri dan lainnya.Sedangkan minyak atsiri di dalam rimpang kencur diketahui mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan di dalam industri kosmetika serta dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.

Dengan banyaknya manfaat kencur memungkinkan usaha.Pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan.

Karena produksi,mutu dan kandungan bahan aktif di dalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan,cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya. Karena itu,dukungan teknologi sangat diperlukan,agar pengembangan usahatani tanaman kencur dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani.

A.TEKNIK BUDIDAYA

Untuk pertumbuhan yang optimal,maka tanaman kencur memerlukan tanah dengan agroklimat yang sesuai meliputi jenis tanah,tingkat kesuburan tanah,jumlah curah hujan dan hari hujan,suhu udara harian.Hal ini penting diperhatinkan oleh para petani sebelum melakukan budidaya kencur agar hasil panennya menguntungkan.

Kriteria Iklim dan Tanah

KARAKTERISTIK

KRITERIA

Jenis tanah

Latosol,Andosol,Regosol

Tipe iklim (Schmidt & Ferguson

A,B,C

Tinggi tempat (m dpl)

50 - 600

Jumlah curah hujan (mm/tahun)

2.500 – 4.000

Jumlah bulan basah/tahun

3-9

Suhu udara (derajat celcius)

26 – 30

Tingkat naungan (%)

0 - 30

Untuk penerapan teknologi kesesuaian lahan dan iklim tidakakan menimbulkan dampak negatif. Sebaliknya tanpa penerapan teknologi kesesuaian maka akan menimbulkan dampak negative dalam melakukan usahatani tanaman kencur.Iklim dan kondisi lahan yang tidak sesuai justru akan menimbulkan produktivitas tanaman tidak optimal.Jadi,karakteristik iklim dan tanah harus mendapat perhatian dari petani saat hendak mela kukan usahatani tanaman kencur.

B.VARIETAS UNGGUL

Adapun varietas unggul tanaman kencur yang sudah dilepas yakni Galesea 1,Galesia 2 dan Galesia 3 yang memiliki sifat dan keunggulan masing-masing.

KARAKTERISTIK

Galesia 1

Galesia 2

Galesia 3

Produksi

1,2 – 14,7

7,5 – 15,1

4,7 – 16,2

Kadar sari larut air (%)

23,7 – 23,8

20,9 – 22,4

2,4 – 5,2

Kadar sari larut alkohol (%)

2,1 – 3,9

2,1 – 6,6

2,4 – 5,6

Kadar minyak Atsiri

47,0 – 63,4

45,0

45,2 – 54,3

Rekomendasi konsumsi utama

Industri minuman kesehatan

Konsumsi rumah tangga/bumbu

Industri obat dan kosmetika

Konsumsi rumahtangga/

Bumbu,industri obat,dan kosmetik

C.PEMBIBITAN

Tanaman kencur diperbanyak dengan menggunakan rimpang.Kontaminasi bakteri layu (penyakit tular benih) di dalam rimpanguntuk benih,maka harus dilakukan seleksi benih dari pertanaman yang sehat,bebas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), terutama layu bakteri (Ralstonia solanacearum).Adapun rimpang kencur yang dijadikan benih adalah berasal sehat di lahan yang bebas pathogen, umur panen rimpang 10 bulan,kulit rimpang tampak mengkilap (bernas),tekstur daging agak keras,bebas hama danpenyakit serta tidak cacat.

Rimpang hasil panen,mengalami masa dorman antara 2-3 bulan.Jika rimpang benih sudah disimpan selama 3 bulan dan kelihatan rimpang kencur sudah mulai bertunas,maka benih bisa langsung ditanam. Namun, jika digunakan berupa rimpangyang baru dipanen,maka pemecahan dormansi dilakukan dengan cara menjemur rimpang selama sekitar 3 hari dari pukul 07.00 – 11.00.

Sedangkan tahapan-tahapan persemaian yang harus dilakukan para petani antara lain:

· Pemilihan lokasi persemaian.

· Pilihlah tempat yang teduh.

· Untuk persemaian dapat menggunakan rak bamboo.

· Penjemuran rimpang kencur untuk benih.

· Pendederan benih dialas dan ditutupi jerami 3-5 lapis.

· Pemeliharaan persemaian

· Lakukan penyiraman persemaian setiap hari.

· Seleksi benih yang telah tumbuh.

D.SELEKSI BENIH

Untuk memperoleh bibit kencur yang benar-benar berkualitas baik,maka seleksi di pembibitan yang merupakan seleksi akhir, maka hal ini sangat penting dilakukan oleh para petani.

Dengan melakukan seleksi akhir ini diharapkan dapat memperoleh bibit kencur yang benar-benar berkualitas dan seragam.Pekerjaan seleksi benih kencur meliputi kegiatan untuk memisahkan rimpang yang tidak bertunas,terseranghama/penyakit.Kriteria benih kencur yang dinilai baik antara lain memiliki bobot 5-10 gram,mempunyai 2-3 bakal mata tunasyang baik,dan tinggi tunas sekitar 1 cm.

E.PEMUPUKAN

Dalam pengelolaan usahatani tanaman semusim semacam kencur,maka faktor penting yang harus dilakukan para petani adalah input teknologi yang relative tinggi,terutama pupuk.Pemupukan seimbang memegang peranan pen untuk meningkatkan hasil rimpang kencur,yaitu pupuk organik untuk memperbaiki tekstur dan aerasi tanah, serta pupuk an-organik terutama N,P dan K.

KOMPONEN TEKNOLOGI PAKET PEMUPUKAN

Budidaya Konvensional

Pupuk kandang

Urea

SP-36

KCL

20-30 ton/ha

250-300 ton/ha

200-300 ton/ha

200-250 ton/ha

Budidaya Organik

Bokasi

Pupuk Bio

Zeolit

P-alam

Pupuk Kandang

10 ton/ha

140 kg/ha

400 ton/ha

200 ton/ha

40-60 ton/ha

Selain pupuk,factor penting lain yang perlu mendapatkan dalam usahatani kencur adalah pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm,jarak tanam 15 x 15 cm atau15 x 20 cm (monokultur); 20 x 20 cm (polikultur),kedalaman

Tanam 5-7 cm,tunas menghadap ke atas,penyiangan gulma dan pembumbunan.

F.PENGENDALIAN OPT

Organisme pengganggu tanaman (OPT) utama yang menyerang pertanaman kencur,dan menyebabkan kerugian besar adalah penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Gejala serangan penyakit layu pada tanaman kencur ditandai dengan daun yang menguning,kemudian menggulung.Pada rimpang ditandai dengan gejala keriput dan bau busuk yang menyengat.Selain penyakit layu daun,patogen

lain yang menyerang tanaman adalah bercak daun yang disebabkan oleh Phyllosticta sp.

Sedangkan hama kutu perisai (Aspidiella hartii) dapat menyerang rimpang,baik di pertanaman maupun di penyim,yang ditandai dengan bintik-bintik putih pada permukaan rimpang yang dapat menurunkan kualitas rimpang, serangan hama lalat rimpang (Mimegralla coeraluei

frons,Eumerus figurans).

Teknik pengendalian yang dapat diterapkan untuk menekan OPT utama pada tanaman kencur yang dapat dilaku

kan sbb:

WB01298_

O P T

Gejala serangan

Teknik Pengendalian

Layu Bakteri

(Ralstonia solanacearum)

Tanaman mati dan rimpang busuk

1.Bibit diambil dari

tanaman induk sehat.

2.Antagonis (Pseudomanas fluores

cens),dengan kompos missal BIO

TRIBA

3.Pestisida nabati (tepung gambir dan temulawak).

4.Formula antibiotic.

Bercak Daun

(Phyllosticia sp)

Daun kering,fotosintesisis tidak optimal,dan tanaman kercil.

1.Bibit diambil dari induk

Sehat.

2.Minyak cengkeh (10%).

3.Aplikasi Mankozeb.

Kutu Perisai

Aspidiella hartii

Cairan tanaman dan rimpang terisap dan kering.

1.Perlakuan fumigasi

benih dengan Metil

Bromida atau Alumi

Nium fosfida.

2.Perlakuan benih

dengan air panas 50 C

selama 10 menit,

insektisida karbosulfan

(2 m/l) atau dengan

Insektisida Botani

seperti ekstrak nimba

2,5% dan ekstrak

Bungkil 2,5%.

Lalat rimpang (Mime

Gralla coeraluei-

Frons,Eumerus figurans)

Rimpang keruput dan busuk.

1.Perlakuan benih dengan air panas

50 derajat celcius selama 10 menit,

atau dengan insektisida botani se

seperti mamba 2,5% dan ekstrak

bungkil jarak 2,5%.

2.Penyemprotan dengan Diklorfos,

Dengan interval 3 minggu.

G.POLA TANAM

Sebenarnya budidaya kencur tidaklah begitu rumit.Karena tanaman kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu dengan sistem poli

kultur.

Pada sistem polikultur dilakukan ketika mulai ditanam sampai berumur 3-6 bulan dengan cara ditumpangsarikan atau disisipkan tanaman semusim (tanaman pendek) seperti padi gogo,kacang-kacangan,bawang daun,buncis,ketimun dan lain-lain.

Pola tanam kencur pun dapat dikombinasikan dengan palawija (tanaman tinggi) seperti jagung,ketela /singkong,dengan jarak tanam antar baris 1,5-2 M, agar tingkat naungannya sekitar 30%.Pola tanam kencuryang paling menguntungkan dari sisi usahatani adalah dengan kacang tanah,dengan 2 kali penanaman kacang tanah.

Selain itu,tanaman kencur juga dapat dijadikan sebagaitanaman lantai di antara tegakan pohon kelapa atau tanaman kehutanan seperti sengon,jati dan lainnya dengan tingkat naungan sekitar 30%.

H.PENGOLAHAN PASCA PANEN

Selama ini,kendala yang dihadapi para petani tanamanobat seperti kencur,adalah rendahnya harga jual produksi dan tingginya fluktuasi harga.Walaupun peluang pasar terbuka lebar,tetapi akses petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat) sangat terbatas

Padahal,hasil panen rimpang kencur tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan.

Karena itu,untuk meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang kencur menjadi bentuk-bentuk lain sangat dianjurkan.Rimpang kencur setelah dipanen dan dibersihkan dapat diolah menjadi produk lain yakni simplisia kering,serbuk,minyak atsiri hasil penyulingan rimpang,ekstrak cair dan kering,instant dan minuman.

Pengolahan kencur pasca panen menjadi ekstrak kering dan pemisahan pati yang antara lain biasa digunakan untuk campuran beras kencur. Adapun proses pembuatannya sebagai berikut:

SIMPLISIA: Rimpang kencur dicuci bersih,kemudian diiris-iris dengan ketebalan 3-4 mm,irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman bamboo/tampah,lantai je-mur atau tikar,sampai kadar air mencapai 9-12 %.Perlu dijaga agar irisan rimpang tidak menumpuk,dan ditutup dengan kain hitam.Simplisia kencur dikemas dengan baik di

dalam karung plastic yang higienis dan diap dipasarkan atau digunakan dalam industri obat/jamu,makanan-minuman dan sebagainya.

BUBUK KENCUR: Kencur kencur kering dengan kadar air 8-10% digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh.Bubuk kencur yang sudah jadi dikemas dalam wadah kering dan siap digunakan untuk bumbu,bahan baku industri minuman.

INSTAN KENCUR : Rimpang kencur yang sudah dicuci bersih,dipotong-potong dan dikupas,kemudian diblender.Kemudian dipisahkan ampasnya, ke dalam sari kencur ditambahkan jeruk nipis dan pandan sebagai penambah rasa,selanjutnya diuapkan atau dipanaskan sampai kental. Proses terakhir yakni ditambah gula pasir dengan perbandingan 1 bagian instant kencur dengan 2 bagian gula pasir dan aduklah sampai kering.****