PADA mulanya, Tarso Suganda tidak begitu peduli terhadap dunia pertanian, bahkan hanya memandang sebelah mata.Namun, setelah melihat potensi pertanian di kampung halamannya begitu besar dan peluang pasarnya menjanjikan, akhirnya dia tergoda juga untuk menekuninya. Bahkan, dia termasuk pelaku utama dan pelaku usaha yang sekarang cukup sukses di Desa Tenggerraharja Kec.Sukamantri Kab.Ciamis.
”Saya mulai belajar pertanian pada tahun 2003-an. Karena masih sangat awam, maka saya belajar pertanian dari petugas PPL di BP3K Model Sukamantri dan mendapat pembinaan dari BP4K Ciamis selama beberapa bulan,”ungkap Tarso Suganda, yang kini menjabat Ketua Gapoktan Wibawa Mukti.
Dengan modal itulah, maka Tarso pun memberanikan diri untuk menekuni usahatani, dengan menanam beberapa jenis komoditas pertanian. Karena melihat peluang pasarnya yang cukup prospektif, maka dia mengajak para petani untuk mengubah pola pikir, yang semula hasil panen mereka untuk kebutuhan makan saja menjadi berorientasi bisnis.”Pada saat itu, para petani menanam komoditas pertanian hanya untuk dimakan, bukan untuk dijual. Kemudian saya memberi contoh dan keberhasilan saya diikuti petani lain,”ujarnya.
Langkah pertama yang dilakukan, Tarso Suganda membentuk kelompok tani yang beranggotakan 25 orang petani, selanjutnya merangkul kelompok tani lainnya hingga terbentuklah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ”Wibawa Mukti” di Desa Tenggerraharja sesuai yang disarankan Kepala BP3K Model Sukamantri. Kini anggota Gapoktan Wibawa Mukti berjumlah 9 kelompok tani dan 1 kelompok wanita tani yang cukup berhasil dan banyak dikunjungi para pejabat.
”Dengan adanya gapoktan, maka hasil panen para petani kami tampung dengan harga yang memadai, disamping memberikan penyuluhan pertanian agar hasil usahatani mereka menguntungkan.Hal penting, kami mengarahkan agar para petani berorientasi bisnis dalam menggarap usahataninya,”jelasnya.
Tarso menjelaskan, bahwa Gapoktan Wibawa Mukti asuhannya kini memiliki unit usaha Rumah Kompos yang mampu memproduksi sebanyak 40 ton/bulan, pengolahan pati ganyong (garut) dengan kapasitas produksi 8 ton/hari atau pati ganyong sebanyak 1 ton/hari, usaha pengolahan tepung ubi kayu (tapioka) berkapasitas produksi sebanyak 8 ton/hari, dan penampungan jagung pipilan serta makanan olahan pertanian oleh kelompok wanita tani.
Selain itu, anggota Gapoktan Wibawa Mukti ini memiliki unit usaha budidaya penggemukan sapi sebanyak 125 ekor, penggemukan domba sebanyak 2.500 ekor, budidaya tanaman jagung seluas 300 hektar/musim dan budidaya ganyong seluas 12 hektar. Juga memiliki lahan korservasi hutan seluas 175 hektar yang kini ditanami beberapa jenis tanaman produktif seperti alpokat, rambutan, petai, manggis, durian dan lainnya.
”Dengan beralihnya pola pikir, yang semula hasil usahatani itu untuk sekedar dimakan kemudian berorientasi ke arah bisnis, kini para petani di Desa Tenggerraharja dapat menikmatinya. Bahkan, banyak petani di desa kami yang makmur dari menggarap usahatani,”ujar Tarso Suganda kepada SINAR TANI saat bertemu di kantor BP3K Model Sukamantri, pekan kemarin. (REDI MULYADI)***